Berita & Informasi

Learn From Home, Antara Rasa Senang, Jenuh dan Membosankan?

SIJUK, DESTINASI – Pandemi Covid-19 memakasa siswa untuk stay at home, belajar atau sekolah dari rumah atau istilah kerennya learn from home (LFH). Pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan secara daring atau luring. Guru-guru memanfaatkan platform digital untuk berinteraksi dengan siswa, memberi tugas-tugas, diskusi dan tanya jawab. Proses belajar yang tidak biasa ini membuat siswa dan guru harus beradaptasi ekstra. Sehingga wajar jika kemudian proses pembelajaran menjadi kurang terarah dan membosankan.

Di awal proses pembelajaran daring di rumah, mungkin sebagian siswa merasa senang. Mereka bisa lebih santai mengerjakan tugas yang diberikan guru, bisa mengerjakan sambil nonton TV atau main game. Kalau ada pertanyaan sulit dijawab, siswa tinggal berselancar di dunia maya bertanya sama mbah google. Tapi seiring perjalanan waktu, “libur” yang semakin panjang, tugas pun semakin menumpuk dan mulai membuat siswa kewalahan. Meskipun mulai merasa jenuh dan bosan.

Apalagi jika guru dalam menyampaikan tugas selalu monoton dan tidak bervariasi. Tugas yang diberikan hanya berupa penyelesaian soal, meresume pelajaran dan sejenisnya, membuat pola pembelajaran hanya berlangsung searah. Tidak ada tutorial lewat video atau game-game menarik. Sebagai contoh proses pembelajaran di SMK Kelas X, ada 15 mata pelajaran yang harus diikuti siswa. Jika masing-masing guru memberi satu tugas, maka dalam satu minggu akan ada 15 tugas yang harus diselesaikan siswa.

“Kami benar-benar harus pandai membagi waktu antara pekerjaan rumah dan pekerjaan sekolah. Ketika dirumah kami mendapatkan tugas sekolah yang menumpuk, terkadang tak jarang kami mendapatkan tugas yang tidak jelas, harus dikerjakan seperti apa, dan membuat kami bingung. Pembelajaran online seperti sekarang ini kuranglah efektif, karena tidak ada intruksi secara langsung antara guru dan siswa. Tapi belajar dari rumah juga memberikan dampak positif yaitu kami terhindar dari resiko terpapar virus, karena kami bisa melakukan social distance”, ujar Elwindri, kelas X AP 1 dalam testimoni yang disampaikan ke wali kelas. Tim Destinasi

KOMENTAR SISWA

Radika, X AP 1
PENDAPAT saya tentang libur sekolah adalah saya harus lebih bisa membagi waktu untuk urusan belajar dan membantu orang tua di rumah sering kali saya dimarahin sama ibu saya karena tidak menolongnya bekerja itu dikarenakan oleh tugas yang menumpuk dan selalu ada di setiap harinya …malahan belum selesai tugas satu besoknya sudah ada lagi. (*)
Arsih Juniarti, X UPW 2
SAYA ingin menyampaikan pendapat saya tentang pengalaman belajar dirumah, menurut saya belajar dirumah sangat membosankan karena waktu libur yang diperpanjang dan banyaknya tugas yang diberi ibu bapak guru dan mengharuskan kami untuk menyelesaikannya dengan tepat waktu, sehingga membuat kami bingung bagaimana harus menyelesaikan tugas tersebut dengan tepat waktu, ditambah dengan materi yang tidak kami mengerti, menimbulkan rasa bosan, dan membuat tugas menumpuk, nilai positif dari pengalaman belajar dirumah adalah ada lebih banyak waktu berkumpul dengan keluarga dan mendekatkan hubungan emosional antara orangtua dan anak. (*)
Firman, X AP 2
PENDAPAT saya tentang sekolah di rumah atau daring adalah saya cukup suka karena setiap pelajaran yang di berikan bisa di kerjakan dengan SANTUY sambil baring-baring meminum segelas teh, dan pelajaran yang susah akan menjadi mudah karena bisa melihat di internet, dan ada juga yang saya tidak suka, saat belajar dirumah atau daring ini di karenakan memberi tugas yang sangat panjang dan harus di jelaskan menggunakan video, dan di situ kita mulai bosan membuat pelajaran di karenakan yang tadinya semangat menjadi tidak semangat, mending sekolah. Takutnya sudah bodoh makin bodoh ha..ha. (*)
Guswanda, X AP 3
MEMBOSANKAN, Aku lebih baik sekolah dari pada di rumah buk, kalau di rumah gak ada teman. Susah kalau di rumah gak ngerti buk, apalagi pelajaran MTK sama IPA saya gak ngerti kalau gak di jelasin. (*)
Cecelyya Vresyira, X UPW 1
SANGAT membosankan, menurut saya lebih baik sekolah saja, karena tidak ada PR ( pekerjaan rumah ) hanya waktu jam belajar saja diberikan tugas. Berbeda dengan daring harus menyelesaikan tugas supaya tidak menumpuk. (*)
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Threads

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru

Berita Terkini
admin

Khela Futsal Championship

Bertanding di Stadion Futsal GOR Tanjungpandan bernama Turnamen Khela Futsal Championship Kamis (24/04/2025) malam, lagi – lagi Siswa SMK Negeri 1 Sijuk mendapatkan juara Pertama. Dengan ini SMK Negeri 1 Sijuk mencatatkan sejarah mendapatkan Juara Pertama Empat kali berturut – turut, di beberapa turnamen Futsal. SMAPI CUP Pangeran CUP Ramadhan

Read More »

Rencana Pelepasan Kelas XII angkatan ke 4

Tanjung Binga, Selasa (15/04/2025) Berdasarkan kesepakatan rapat orang tua murid hari ini  perihal biaya pelepasan peserta didik kelas XII yang telah dihitung berdasarkan pengurangan dan pembagian maka di peroleh angka dua ratus tiga puluh sembilan ribu rupiah  di bulatkan menjadi Rp. 240.000 yang harus dibayarkan setiap peserta didik. Biaya tersebut

Read More »
Berita Terkini
admin

Bakti Sosial

Tanjung Binga, Rabu (16/04/2025) SMK Negeri 1 Sijuk kelas X dan XI semua jurusan wajib ikut membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar pantai Tanjung Tinggi depan Lor In. Sekitar delapan plastik sampah besar di sediakan untuk menampung sampah-sampah  itu. Setiap kelas mendapatkan satu plastik sampah yang harus di isi penuh.

Read More »